Kupandangi langit itu
Langkahku seperti angin ini
Berhembus ringan
Menerpa lembut dan sejuk
Menghangat pipiku
Perjalananku masih panjang
Dan aku hampir terhempas di atas sandungan
Melukaiku dalam di sini
Aku bertahan, namun menyerah
Hampir saja
Sebatas bayangan semu
Menatap ke arah lazuardi biru
Flamboyan pinggir jalan
Menatapku, tersenyum
Entah mengapa
Itu simpatinya kah? Atau ejekannya?
Tak kupahami
Kali ini kuharap
Hujan datang menyapa
Membalut tubuh ini
Dengan air langitnya
Ingin kusampaikan pada hujan
Bahwa aku masih bertahan
Sehingga ia katakan pada Tuhan
Aku masih dapat melangkah
Hujan, dapatkah kau sampaikan
Pada Ia Sang Maha Kuasa
Yang mengutusmu ke bumi
Bahwa aku terhempas di sini
Hujan, sampaikan
Aku masih berjalan
Rapuh dan bertambah
Aku tahu Ia mendengarku
Di atas arsyNya
Hujan ‘kan sampaikan padaNya pula
Raga yang rapuh ini
Semoga tak tumbang
Hati yang goyah dan perih ini
Semoga tak hancur
Hujan ‘kan sampaikan
Aku masih ingin dekat padaNya
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar