Kamis, 24 Januari 2013

Berjuang dari Konflik

Manusia penuh dengan rahasia. Intrik dan segala konflik batin maupun lahir pasti akan selalu ada. Terkadang aku memikirkan tentang bagaimana menjadi manusia yang bebas dari intrik. Konflik yang terus memelukku setiap hari tanpa henti membuat sesak terasa semakin menjadi. Hari demi hari yang berganti tidak terasa perubahan konflikku.
Konflik batin yang terasa lebih berat. Konflik lahir tidak akan sampai melukai batin. Terkadang. Tapi, konflik batin berefek langsung pada hati dan kondisi psikologis seseorang. Terasa amat lelah bila tidak segera tertangani. Bukankah selama ini kita sudah sering melihat pasien gangguan jiwa yang berkeliaran di jalan - jalan? Batin dan jiwa mereka menjadi sakit. Meski mereka tidak merasakan sakit pada raga mereka, tapi jika jiwa sakit, lahir akan secara otomatis mengikutinya. Kenapa? Jika jiwa yang sakit, maka dapat juga menjadi lupa makan, minum, tidak bersemangat melakukan apa pun, atau juga tidak perduli pada kesehatan raga kita.
Aku hampir saja terlarut dalam konflik batin yang menggerus semangat aktivitasku. Aku bersyukur, mengendalikannya dengan serius ternyata memang sulit. Sekarang pun harus selalu berjuang untuk itu.

Sulit Menyatu

Gerimis, dingin mendayu
mengusik dentum detak jantung teratur
mengalih hati pada wajah pasi
iba atau empati
batin tetap mendengar
telinga masih merasa
aneh, adanya

hanya dua hati saling mengetahui
tapi tak jua bertegur sapa
dekat yang berjauhan
kenapa benci tak berganti
jika saja nuranimu mengisi
maka bawakan senyuman padanya
maka genggam erat jemarinya
bentak, atau nasihati karena sifatnya
biar dia tahu baik yang sebenarnya

My Story: Sabar Itu Berbatas 'kah?

Tiga tahun yang lalu, aku tak pernah terpikir bahwa hadiah itu akan diberikan oleh orang tuaku. Semua orang tahu bahwa sekarang ini jaman ca...