Rabu, 29 Desember 2010

Perawat Luar Biasa, RUUK untuk Semua

Awalnya, tidak terpikir akan sampai di sini. Yah, mungkin agak meleset dari perkiraan memang. Dulu yang terbayang di benakku adalah PTN A atau B. Inilah jalan yang harus kulalui sekarang. Aku menjalani kuliah sehari-hari sebagai mahasiswa ilmu keperawatan. Bangga? Ya, pasti. Aku berlonjak-lonjak kegirangan saat pengumuman SNMPTN tahun 2009 menuliskan kata 'SELAMAT' pada Prodi pil 1.
Memang sebenarnya tidak ada pengetahuan yang cukup dalam diriku mengenai perawat. Benar-benar buta. Menurutku, perawat itu jutek, judes, gak ramah, serem (ihh... curhat). Waktu mata kuliah disampaikan (kebetulan materinya tentang bagaimana seorang perawat itu), aku menyadari bahwa ada banyak hal yang tidak aku mengerti kebenarannya. Perawat, sebenarnya adalah profesi yang menyenangkan. Bayang-bayang tentang kejudesan, kejutekan, atau seremnya perawat seharusnya tidak ada. Karena pada dasarnya ia dituntut untuk selalu memberi rasa nyaman dan bersahabat dengan pasien atau semua orang. Merekalah yang secara akumulasi waktu paling lama ada di samping pasien. Selama 24 jam selalu siaga. Memonitor keadaan dan kondisi pasiennya.
Lalu, bagaiman tentang persepsi buruk itu? Itu adalah individunya. Tiap individu dengan kemandirian mereka untuk bersikap dan bertindak. Sayangnya, sikap dan tindakan yang tidak menyenangkan itu berakibat pada semua kawan sejawat. Akhirnya, persepsi yang timbul di masyarakat adalah negatif. Sistem yang ada di rumah sakit, lingkungan rumah sakit dan faktor-faktor lain juga berpotensi dalam penciptaan keadaan ini.
Sebenarnya, aku rasa perawat perlu memupuk "file anti ketularan" supaya tidak terpengaruh dengan keadaan sekitarnya dan perlu menyimpan "file ikhlas untuk pasien" supaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dengan menciptakan suasana yang nyaman.
Kawan, saya yakin kita bisa. Menjadi sorang perawat professional adalah tujuan kita bersama. Jangan tanggung-tanggung. Untuk apa menjadi perawat biasa jika kita bisa menjadi perawat yang "LUAR BIASA" dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat. INGAT! Kita berkecimpung di area HIDUP dan MATI saudara kita.
Menilik hal itu, selayaknya ada payung hukum yang mendukung profesi kita ini. Ya, kalian pasti sudah paham maksudnya. Undang-Undang Keperawatan. Mengapa perlu ? Kawan, sejak dulu perawat sudah memperjuangkan draft RUUK agar segera disahkan. Tapi sampai sekarang? Not yet. Padahal pentingnya RUUK tidak hanya untuk perawat tapi masyarakat pula. Di dalamnya mengatur tentang bagaimana seorang perawat itu seharusnya. Tentang bagaimana ia melayani pasien, bersikap, dan keprofesionalitasannya. Bukankah kita ini ada di masayarakat dan melayani masyarakat ? Manfaatnya nanti juga akan dirasakan masyarakat. Dengan RUUK itu kita benar-benar akan dan harus terpacu mengembangkan diri dan profesi. Jelas kemana arah profesi kita. Tidak akan terjadi kebingungan dengan profesi medis lainnya.

Kamis, 25 November 2010

Aku dan Ketakutanku

Beberapa bulan ini terasa amat berat. Banyak tugas yang harus dikerjakan. Dimana-mana ada saja kerjaan. Sabtu dan Minggu pun menjadi hari aktif di saat yang lain sedang bersantai di rumah. Tapi tak apa. Ini menjadi bagian positif aktivitas yang ada daripada 'bengong' di kamar gak ada kerjaan.
Terkadang, ada perasaan iri dengan yang lain. Mereka bisa berkumpul dengan keluarga, aku tidak. Sekali lagi, tak apa. Teman-temanku juga adalah keluarga. Dan langkahku semakin mantap. Setidaknya komunikasi dengan rumah tidak terputus. Seminggu sekali masih bisa mengobrol walau hanya mendengar suara mereka saja.
Cerita lain akan kusampaikan di sini. Suatu sore, aku dimintai tolong untuk menggantikan tugas temanku sementara. Yah, itung-itung jalan-jalan sore. Sampai di sana, ternyata dia masih bisa melanjutkan tugasnya. Alhasil, kami mengobrol saja. Mau langsung pulang, nanti takutnya nganggur. Obrolan kami ya seputar kuliah saja. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki berlari sambil membawa sesuatu dan terjatuh. Kenapa dia? Apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai seperti itu? Apa yang harus aku lakukan? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang dengan tiba-tiba pula muncul di benakku. Memuncakkan kecemasan. Orang-orang bergerombol membaringkannya di kursi. Tapi, apa yang terjadi? Laki-laki itu terbangun dengan cara yang aneh. Seperti kaget akan suatu hal. Kepalanya terbentur kursi dan jatuh. Darah, berdarah. Kepalanya berdarah. Ya Allah? Apa lagi ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku takut, marah, lemah, benci pada diriku sendiri. Seharusnya aku melakukan sesuatu. Bukan hanya terdiam dan menjerit dalam hati. Jujur saja, aku ikut bingung dengan kejadian ini. Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa. Seakan tak ada daya.
Untungnya ada seorang temanku yang mencoba mencari bantuan. Orang-orang yang di sana pun aku yakin telah mencoba mencari bantuan. Akhirnya, laki-laki tadi dibawa oleh perawat ke salah satu ruang di rumah sakit. Lega dan tidak tega.
Aku berharap laki-laki tadi baik-baik saja. Sungguh, tidak pernah aku melihat fenomena seperti itu selama ini. Terkejut sekali. Sangat. Menyesal. Kenapa aku tak bisa melakukan apa-apa? Ketakutanku telah menutupi keberanian dalam hati. Teman, jika kamu membaca cerita ini, jangan pernah kamu takut jika tindakanmu benar. Jangan pernah merasa lemah dan takut untuk menolong orang lain. Jangan meniru sikapku yang hanya bisa menjerit dalam hati dan terdiam. Semoga ini bisa menjadi pelajaran buatmu.

Sabtu, 06 November 2010

Hanya Aku

Aku merenung di suatu saat. Ketika aku sendiri dan kubayangkan masa-masa yang telah lewat. Semua salahku, semua tingkahku, kembali tergambar jelas dalam rangkaian video flashback otomatis yang diputar dalam otakku. Membayangkan semuanya, kadang aku heran sendiri kenapa aku bisa seperti ini. Tingkahku rasanya seperti anak kecil saja. Di saat aku ingin berubah, tiba-tiba ada suatu hal yang membuatku kembali seperti itu.

Jika aku harus menjawab pertanyaan tentang kelebihan-kelebihanku, aku ingin mengatakan kelebihanku adalah menjadi diriku apa adanya. Inilah aku. Seorang diri yang tak lebih hebat dari orang-orang hebat. Siapa orang-orang hebat itu? Ya banyak. Hehe... Yang jelas, aku merasa bayak kekurangan yang harus dibenahi lagi.

Selasa, 26 Oktober 2010

Capability Seseorang

Seiring berjalannya waktu, aku mengalami berbagai macam kejadian. Unik, seru, menyebalkan, menyedihkan, benci, dan perasaan-perasaan lainnya. Aneh memang jika mengingat masa laluku yang gak heboh-heboh banget. Dulu, banyak orang berkata, "Kamu pendiam sekali sih." Aku jadi pengen dengar bagaimana komentar mereka sekarang. Apa masih seperti itu? Kayaknya nggak lagi.

Banyak pengalaman yang kulalui sobat. Itu membuatku banyak berpikir dan merenung. Sudah sejauh mana aku melangkah. Apakah masih berdiri di tempat atau sekedar berlari-lari kecil untuk menyegarkan diri? Aku sedikit tahu seberapa besarkah kapasitasku sebagai seorang manusia. Tapi, itu masih sekedar perkiraanku saja. Sebenarnya, capability seseorang tak selamanya selalu sama. Bisa bertambah, bisa berkurang. Itu semua tergantung bagaimana kita bisa mamandang diri kita untuk mampu memiliki capability yang jauh lebih besar lagi.

My Story: Sabar Itu Berbatas 'kah?

Tiga tahun yang lalu, aku tak pernah terpikir bahwa hadiah itu akan diberikan oleh orang tuaku. Semua orang tahu bahwa sekarang ini jaman ca...