Perdagangan barang dan jasa, dalam kehidupan
sehari-hari, pasti selalu ada. Roda perekonomian yang selalu berputar membuat
kita harus pintar memilih. Memilih barang atau jasa yang akan kita manfaatkan.
Memilih barang, utamanya.
Barang keperluan harian akan lebih menguras
kecermatan dalam pemilihan. Jika salah memilih barang, maka dapat berefek pada
aktivitas kita bahkan perekonomian pula. Misalnya dalam memilih kosmetik
kecantikan, apabila tidak panda memilih
yang baik dan cocok, dapat berdampak pada kesehatan bahkan kerugian secara
financial karena kekeliruan dalam memilih.
Pemilihan barang yang sering luput dari perhatian
pula adalah kebutuhan barang rumah tangga seperti piring, gelas, sendok, dan
lain sebagainya yang terbuat dari bahan plastic. Sadar atau tidak, terkadang
kita lupa melihat jenis bahan yang digunakan dalam perabot. Padahal, sudah
tertera di bawah barang tersebut, kode bahannya. Kode ini merupakan aturan
internasional yang mengharuskan setiap barang mencantumkan keterangan atau kode
bahan pembuatnya.
Gambar
1. Kode pada Barang Plastik
- PET atau PETE ( Polyethylene Terephthalate )
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik berwarna jernih dan transparan. Contoh produknya yaitu botol air
mineral, botol jus, botol softdrink, botol kecap, botol minyak goreng, dan botol
sambal. Produk dengan kode ini direkomendasikan
untuk pemakaian hanya sekali saja, karena frekuensi penggunaan yang sering,
dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan polimer yang terkandung di dalam
produk ini akan meleleh serta mengeluarkan zat yang bersifat karsinogenik ( pemicu kanker ). Hindarilah
pemakaian untuk makanan atau minuman yang hangat apalagi panas.
- HDPE ( High Density Polyethylene )
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik berwarna putih susu, kantong es, memiliki karakter keras hingga
semi fleksibel, bila
ditekan tidak kembali ke bentuk semula, permukaannya
licin buram, sifat
bahan yang lebih kuat, keras, buram, lebih tahan terhadap bahan kimia, dan
lebih tahan terhadap suhu tinggi hingga
1350C. Contoh produknya yaitu galon air minum, botol kosmestik,
botol obat, botol minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware. Produk dengan kode ini juga direkomendasikan untuk pemakaian
hanya sekali saja walaupun aman dipakai, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida
terus meningkat seiring waktu.
Hindarilah pemakaian untuk makanan atau minuman yang hangat apalagi panas.
- V atau PVC ( Polyvinyl Chloride )
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastic yang merupakan jenis plastik tersulit untuk didaur ulang. Ada
dua macam jenis produk ini yaitu Unplasticed Polyvinyl Chloride (UPVC) dan
Plasticed Plolyvinyl Chloride (PVC). UPVC memiliki karakter kuat, kaku, bening
, biasanya dipakai untuk perabotan, pipa, kabel listrik, botol-botol, dan
sebagainya. Sedangkan PVC berkarakter fleksibel, jernih, elastic, biasanya
digunakan untuk selang air, pelapis kabel, sol sepatu, plastik pembungkus, pipa,
kantung darah, taplak meja plastik, botol sampo, botol kecap, dan sebagainya. Produk
dengan kode ini mengandung DEHA (Di-2-etil-heksiladipat) yang lumer pada suhu -15oC, dan dapat bereaksi
dengan makanan yang dikemas dalam produk ini. Hal ini menimbulkan potensi
bahaya untuk hati dan ginjal, sehingga termasuk bahan yang perlu diwaspadai
pemakaiannya.
- LDPE ( Low Density Polyethylene )
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), memiliki
karakter lembut, fleksibel, kuat, tembus cahaya, dan memiliki resistensi yang sangat
baik terhadap bahan dan reaksi kimia pada suhu #600C. Jenis produk plastic ini dapat didaur ulang, namun hampir
tidak dapat dihancurkan. Contoh produknya yaitu kantong/tas kresek, tutup
plastik, dan plastik tipis lainnya.
Produk aman dipakai untuk tempat makanan.
- PP ( Polypropylene )
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik botol
transparan, tidak jernih atau berawan, lebih
kuat dan ringan, daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap
lemak, dan stabil terhadap suhu tinggi, bila ditekan akan kembali ke bentuk
semula. Jenis ini merupakan pilihan terbaik
untuk bahan plastik, utamanya untuk makanan atau minuman, karena dapat
digunakan berulang kali, tahan terhadap panas, serta aman dipakai dalam jangka
waktu panjang. Contoh produknya yaitu tempat menyimpan makanan, botol minum, tutup
botol, mainan anak, cup plastik, dan botol minum bayi.
- PS – POLYSTYRENE
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik berwarna jernih dan transparan. Contoh produknya yaitu Styrofoam, tempat minum
sekali pakai, sendok, garpu, dan lain-lain. Bahan PS sulit didaur ulang karena
membutuhkan waktu yang sangat panjang dan lama untuk mendaur ulangnya. Jenis ini dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan dengan
bahan ini, sehingga termasuk dalam bahan yang perlu dihindari karena berbahaya
untuk otak, dapat menimbulkan masalah reproduksi (mengganggu
hormon estrogen pada wanita), sistem
saraf, bahkan pertumbuhan. Bila dibakar, jenis PS ini akan mengeluarkan
api berwarna kuning-jingga serta meninggalkan jelaga.
- OTHER
Logo ini biasanya tertera pada
produk plastik selain ke-6 jenis yang telah dibahas sebelumnya. Ada jenis SAN
(Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC
(PolyCarbonate), dan Nylon. Bahan yang baik untuk digunakan dalam kemasan
makanan ataupun minuman yaitu jenis SAN dan ABS, karena resistensinya terhadap
suhu dan reaksi kimia cukup tinggi. Selain itu kekuatan, kekakuan, dan tingkat
kekerasan jenis SAN dan ABS telah ditingkatkan.
Sedangkan PC dapat mengeluarkan
bahan utamanya (Bisphenol-A ) dalam makanan dan/ atau minuman apabila
bersentuhan, sehingga dapat merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium,
penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Contoh produknya yaitu
botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polycarbonate, dan
kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini
perlu dihindari pemakaiannya.
Penjelasan mengenai kode daur ulang barang tersebut
semakin meyakinkan konsumen untuk cerdas dalam memilih barang terutama yang
digunakan membungkus makanan atau minuman. Pemilihan yang tidak tepat akan
berakibat pada kesehatan konsumen sendiri. Kandungan bahan yang ada pada barang
tersebut tidak selalu baik. Tergantung pada bahannya yang ditunjukkan pada kode
bahan di kemasannya.
Pencantuman kode tera ulang barang ini merupakan
keharusan setiap produsen barang untuk melakukannya. Di dunia maupun di
Indonesia, pencantuman logo dan kode daur ulang telah ditetapkan dan harus
dilakukan. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 24/
M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan dan Kode Daur Ulang
pada Kemasan Pangan dari Plastik, dan perlindungan dari Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan (http://ditjenspk.kemendag.go.id/ ) untuk konsumen adalah bukti kepedulian pemerintah terhadap
konsumsi barang plastic di Indonesia. Apabila ada barang plastic yang tidak
tertera kode daur ulangnya, perlu dipertanyakan lagi keamanan barang tersebut.
Jadi, tentukan pilihan yang tepat untuk Anda dan keluarga untuk konsumsi yang aman, jadilah konsumen cerdas mulai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar